salahsatu contoh paling jelas dari pelayanan kepada tuhan, berbicara tentang yesus, dalam pertemuan, konferensi dan bahkan secara individu, memiliki waktu yang diperlukan untuk berbicara dengan tuhan, berdoa dan bersyukur, untuk memberitakan firman-nya, dengan sukacita menghadiri acara-acara gereja dan kristen, memiliki kesempatan untuk membantuGambarJesus Christ with the twelve apostles. Christ depicted wearing a white robe with a yellow sash, is kneeling before one of the apostles as He washes the feet of that apostle. The other eleven apostles are gathered around a table having just completed the last supper. They are watching Christ. John 131-20 Bagaimana Kita Dapat Melayani Pikirkan tentang cara-cara orang telah melayani Anda dan anggota keluarga Anda. Yesus berfirman, “Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan” Lukas 2227. Sebagai para pengikut sejati Yesus, kita juga harus melayani sesama. Pelayanan adalah menolong sesama yang membutuhkan bantuan. Pelayanan yang seperti Kristus tumbuh dari kasih yang tulus bagi Juruselamat dan dari kasih serta kepedulian bagi mereka yang kepadanya Dia memberi kita kesempatan dan arahan untuk membantu. Kasih adalah lebih dari sekadar perasaan; ketika kita mengasihi sesama, kita ingin menolong mereka. Kita semua harus bersedia untuk melayani, terlepas dari pendapatan, usia, atau kedudukan sosial kita. Beberapa orang percaya bahwa hanya yang miskin dan yang rendah yang hendaknya dilayani. Orang lain berpikir bahwa pelayanan hendaknya hanya diberikan oleh yang kaya. Namun Yesus mengajarkan yang sebaliknya. Ketika ibu dari dua murid-Nya meminta-Nya untuk menghormati putra-putranya dalam kerajaan-Nya, Yesus menjawab, “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu” Matius 2026–27. Ada banyak cara untuk melayani. Kita dapat melayani orang lain secara ekonomi, sosial, jasmani, dan rohani. Sebagai contoh, kita dapat berbagi makanan atau bahan-bahan lainnya dengan mereka yang membutuhkannya. Kita dapat menolong mereka yang membutuhkan dengan memberikan persembahan puasa yang murah hati. Kita dapat menjadi teman bagi pendatang baru. Kita dapat berkebun bagi orang yang lanjut usia atau merawat orang yang sakit. Kita dapat mengajarkan Injil kepada orang yang membutuhkan kebenaran atau menghibur orang yang berduka. Kita dapat melakukan tindakan pelayanan yang kecil dan besar. Kita hendaknya jangan pernah gagal untuk menolong seseorang karena kita tidak mampu melakukan hal-hal yang besar. Seorang janda menceritakan tentang dua anak kecil yang datang ke rumahnya tak lama setelah dia pindah ke sebuah kota baru. Anak-anak tersebut membawakannya keranjang makan siang dan catatan yang berbunyi, “Jika Anda menginginkan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan, panggillah kami.” Janda itu dijadikan senang oleh kebaikan kecil tersebut dan tidak pernah melupakan hal itu. Tetapi, kadang-kadang, kita harus berkurban banyak untuk melayani seseorang. Juruselamat memberikan nyawa-Nya dalam melayani kita. Pikirkan tentang orang-orang dalam keluarga atau masyarakat Anda yang membutuhkan secara ekonomi, sosial, jasmani, atau rohani. Renungkan hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk melayani mereka. Mengapa Juruselamat Ingin Kita Melayani Sesama Mengapa Tuhan ingin kita melayani sesama? Melalui pelayanan para pria dan wanita serta anak lelaki dan perempuan, pekerjaan Allah terlaksana. Presiden Spencer W. Kimball menjelaskan “Allah sungguh memerhatikan kita, dan Dia mengawasi kita. Tetapi biasanya melalui orang lainlah Dia memenuhi kebutuhan kita” Ajaran-Ajaran Presiden Gereja Spencer W. Kimball [2006], 99. Sepanjang kehidupan kita, kita semua bergantung kepada orang lain untuk mendapatkan pertolongan. Ketika kita bayi, orang tua kita memberikan makanan, memberikan pakaian, dan merawat kita. Tanpa perawatan ini kita sudah mati. Ketika kita tumbuh, orang lain mengajarkan kepada kita keterampilan dan sikap. Banyak dari kita memerlukan perawatan sewaktu sakit atau uang dalam krisis keuangan. Beberapa dari kita memohon kepada Allah agar memberkati orang-orang yang menderita dan kemudian tidak berbuat apa-apa bagi mereka. Kita harus ingat bahwa Allah bekerja melalui kita. Ketika kita saling membantu, kita melayani Allah. Raja Benyamin, seorang raja yang agung pada zaman Kitab Mormon, mengajari rakyatnya asas ini dengan cara hidupnya. Dia melayani mereka sepanjang hidupnya, mencari nafkahnya sendiri alih-alih disokong oleh rakyat. Dalam sebuah khotbah yang terilhami dia menjelaskan mengapa dia senang melayani, dengan mengatakan “Bilamana kamu melakukan pelayanan untuk sesamamu berarti kamu hanya melayani Allahmu …. Dan jika aku, yang kamu sebut rajamu bekerja untuk melayani kamu, lalu tidakkah seharusnya kamu bekerja untuk saling melayani? Mosia 217–18. Apa yang dapat kita lakukan untuk siap memenuhi kebutuhan orang lain? Kita Menerima Berkat-Berkat melalui Pelayanan Apa berkat-berkat yang kita terima melalui pelayanan kepada orang lain? Ketika kita melayani orang lain kita memperoleh berkat-berkat yang penting. Melalui pelayanan kita meningkatkan kemampuan kita untuk mengasihi. Kita menjadi semakin tidak mementingkan diri. Sewaktu kita memikirkan masalah orang lain, masalah kita sendiri terlihat lebih ringan. Kita harus melayani orang lain untuk memperoleh kehidupan kekal. Allah telah berfirman bahwa mereka yang hidup bersama-Nya harus mengasihi serta melayani anak-anak-Nya lihat Matius 2534–40. Ketika kita memerhatikan kehidupan orang-orang yang melayani dengan tidak mementingkan diri, kita dapat melihat bahwa mereka memperoleh lebih banyak daripada yang mereka berikan. Salah satu orang semacam itu adalah Orang Suci Zaman Akhir yang bernama Paul yang kehilangan fungsi kedua kakinya dalam sebuah kecelakaan. Beberapa orang mungkin menjadi sedih dan merasa tak berguna, namun sebaliknya Paul memilih untuk memikirkan orang lain. Dia mempelajari sebuah usaha dan memperoleh cukup uang untuk membeli sebuah rumah. Di sana dia dan istrinya menyediakan tempat bagi banyak anak yang tak diinginkan, yang tunawisma. Beberapa di antaranya cacat parah. Sampai kematiannya 20 tahun kemudian, dia melayani anak-anak ini dan orang lain. Sebagai balasan dia sangat dikasihi, dan pikirannya teralihkan dari keadaan kakinya yang lumpuh. Dia tumbuh dekat dengan Tuhan. Presiden Spencer W. Kimball mengatakan, “Kita menjadi pribadi yang lebih bermakna ketika kita melayani orang lain—sesungguhnya, adalah lebih mudah ’menemukan diri kita sendiri karena ada lebih banyak dari diri kita untuk ditemukan!” Ajaran-Ajaran Presiden Gereja Spencer W. Kimball, 104. Kesempatan untuk Melayani Beberapa dari kita hanya melayani mereka yang keberadaannya di dekat kita, kita senangi dan menghindari yang lain. Tetapi, Yesus memerintahkan kita untuk mengasihi dan melayani setiap orang. Ada banyak kesempatan untuk melayani lihat Mosia 415–19. Kita dapat melayani anggota keluarga kita. Para suami dan istri hendaknya menyadari kebutuhan satu sama lain. Para orang tua hendaknya melayani anak-anak mereka bukan hanya dengan memberikan makanan dan pakaian kepada mereka tetapi juga dengan mengajar dan dengan bermain serta bekerja bersama mereka. Anak-anak dapat melayani dengan membantu melakukan pekerjaan rumah serta dengan menolong kakak dan adik. Para suami dan istri saling melayani dan menolong. Mereka dapat saling menolong merawat anak-anak, dan mereka dapat saling mendukung dalam minat dan pengejaran individu mereka. Seorang ibu dan ayah mungkin berkurban untuk mengirim anaknya ke misi. Seorang kakak lelaki dapat menghibur adik perempuannya yang takut akan kegelapan atau menolongnya belajar membaca. Para nabi kita telah memberi tahu kita bahwa sebuah keluarga adalah unit paling penting dalam masyarakat. Kita juga harus melayani keluarga kita lihat Mosia 414–15. Kita memiliki banyak kesempatan untuk melayani tetangga kita, teman-teman kita, bahkan orang asing. Jika seorang tetangga mengalami kesulitan dalam menuai hasil ladang sebelum sebuah badai, kita dapat membantu. Jika seorang ibu sedang sakit, kita dapat mengawasi anak-anaknya atau menolongnya melakukan pekerjaan rumah. Jika seorang pemuda tidak aktif di Gereja, kita dapat membimbingnya kembali. Jika seorang anak dicemooh, kita dapat berteman dengannya dan membujuk orang lain untuk menjadi baik hati. Kita tidak perlu mengenal orang-orang yang kita layani. Kita hendaknya mencari cara-cara untuk melayani sebanyak mungkin anak-anak Bapa Surgawi kita. Jika kita memiliki bakat-bakat khusus, kita hendaknya menggunakannya untuk melayani orang lain. Allah memberkati kita dengan bakat dan kemampuan untuk menolong meningkatkan kehidupan orang lain. Kita memiliki kesempatan untuk melayani di Gereja. Satu tujuan organisasi Gereja adalah memberi kita kesempatan untuk saling menolong. Para anggota Gereja melayani dengan melakukan pekerjaan misionaris, menerima tugas-tugas kepemimpinan, mengunjungi anggota Gereja yang lain, mengajar di kelas-kelas, serta melakukan pekerjaan Gereja yang lain. Dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir tidak ada rohaniwan yang dibayar, jadi anggota biasa harus melaksanakan semua kegiatan Gereja. Bagaimana kita dapat memberikan cukup waktu kepada keluarga kita, bahkan dengan banyaknya kesempatan kita untuk memberikan pelayanan dalam Gereja dan masyarakat? Kristus Adalah Teladan Pelayanan yang Sempurna Apa saja kisah tulisan suci favorit Anda mengenai Juruselamat memberikan teladan pelayanan? Juruselamat menyediakan teladan pelayanan yang sempurna. Dia menjelaskan bahwa Dia tidak datang ke bumi untuk dilayani melainkan untuk melayani serta untuk memberikan nyawa-Nya bagi kita lihat Matius 2028. Yesus Kristus mengasihi kita semua lebih daripada yang dapat kita pahami. Ketika Dia berada di bumi Dia melayani yang miskin, yang terabaikan, yang berdosa, yang dihina. Dia mengajarkan Injil kepada semua orang yang mau mendengarkan, memberi makan orang banyak yang kelaparan yang datang untuk mendengar-Nya, menyembuhkan yang sakit, dan membangkitkan yang mati. Dia adalah Pencipta bumi dan Juruselamat kita, namun Dia melakukan banyak tindakan pelayanan dengan rendah hati. Tepat sebelum Penyaliban-Nya Dia bertemu dengan para murid-Nya. Setelah mengajar mereka, Dia mengambil ember berisi air dan handuk serta membasuh kaki mereka lihat Yohanes 134–10; lihat juga gambar di bab ini. Pada masa itu membasuh kaki tamu merupakan tanda penghormatan dan biasanya dilakukan oleh seorang hamba. Yesus melakukan hal itu sebagai contoh akan kasih dan pelayanan. Ketika kita dengan sukarela melayani orang lain dalam semangat kasih, kita menjadi lebih seperti Kristus. Apa yang dapat kita pelajari dari teladan pelayanan Juruselamat? Tulisan Suci Tambahan Mosia 2 khotbah Raja Benyamin mengenai pelayanan A&P 815 menopang, meneguhkan, memperkuat Kolose 323–24 melayani orang lain sebagaimana Anda mau melayani Tuhan Alma 17–18 Amon melayani raja Galatia 513 melayani satu sama lain dengan kasih
MotivasiMelayani Tuhan. Unknown 9/22/2015. Motivasi melayani Tuhan – Motif merupakan daya dorong, daya gerak dan daya ledak yang keluar dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas yang diharapkan mendatangkan hasil. Dengan demikian, motivasi menjadi sangat penting bagi setiap orang ketika akan melakukan suatu pekerjaan.1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. 2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. 3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. 4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” 5 Simon menjawab “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” 6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. 7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. 8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” 9 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; 10 demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” 11 Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. Luk. 51-11 Pengantar Billy Graham sumber Tahun lalu, tepatnya bulan Februari 2018, dunia Kekristenan kehilangan seorang tokoh besar, yaitu Penginjil Billy Graham. Kita tentu terkesan dengan rekam jejak pelayanannya banyak orang yang bertobat setelah mengikuti KKR-nya, kedekatannya dengan pemimpin-pemimpin dunia, serta larisnya buku-buku yang ditulisnya. Tetapi di luar itu semua, saya mengagumi satu hal. Billy Graham mampu bertahan begitu lama dalam menjalani panggilan Tuhan saat meninggal, usianya hampir 100 tahun. Hidupnya pun sepi dari berita negatif. Di tengah begitu banyaknya tokoh Kristen yang harus berhenti dari panggilannya karena satu dan lain hal, tentu teladan hidup dari Billy Graham ini patut kita cermati. Mengapa Tuhan tetap memakai dia sampai begitu lama? Apa kuncinya? Pada kesempatan ini, marilah kita belajar dari sikap Petrus dalam kisah ini disebut Simon pada waktu dia dipanggil Tuhan Yesus untuk menjadi seorang penjala manusia. 1. Petrus Menebarkan Jalanya Seperti Perintah Tuhan Yesus Bagian ini menceritakan panggilan Tuhan Yesus kepada Petrus dan kedua rekannya, Yohanes dan Yakobus. Pada waktu itu, Tuhan Yesus melihat mereka sedang membersihkan jala bersama para nelayan yang lain. Rupanya, semalaman mereka berkerja dengan sia-sia. Mereka tidak mendapat tangkapan sama sekali. Lalu Tuhan Yesus naik ke perahu Petrus dan meminta dia untuk menebarkan jalanya. Sepintas lalu, tidak ada yang salah dalam perintah ini. Tetapi jika kita perhatikan, perintah ini sangat janggal. Secara logis, Petrus bisa menolak perintah Tuhan Yesus ini. Dia adalah seorang nelayan, sementara Tuhan Yesus dididik sebagai tukang kayu seperti ayahnya. Tentu saja, Petrus lebih tahu tentang menjala ikan dibanding Tuhan Yesus ingat, pada waktu itu Petrus belum sepenuhnya tahu bahwa Yesus adalah Anak Allah. Kemudian, pada saat itu hari sudah terang. Jika malam sebelumnya saja para nelayan tidak mendapat ikan, apalagi siang hari! Namun demikian, Petrus tetap saja menuruti perintah Tuhan Yesus. Dia pun bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jalanya, tepat seperti apa yang diperintahkan Tuhan Yesus. Apa yang terjadi? Petrus memperoleh hasil tangkapan yang luar biasa banyak. Sampai-sampai jalanya pun robek! Bahkan ketika teman-temannya datang membantunya, dua perahu mereka hampir tenggelam karena terlalu banyaknya ikan yang didapat. Inilah yang akan terjadi juga ketika kita mengarahkan pelayanan kita seperti apa yang Tuhan mau. Pelayanan kita tidak akan sia-sia, tetapi akan menjadi pelayanan yang berbuah banyak tetapi bukan berarti selalu terlihat oleh mata, misalnya jumlah jemaat yang banyak belum tentu menurut Tuhan juga berbuah. Sayangnya, banyak pelayan Tuhan yang mengarahkan pelayanan sesuai kehendak mereka sendiri. Misalnya, beberapa gereja “terpaksa” mengikuti trend yang tidak sesuai dengan Alkitab demi mempertahankan jemaat di tengah maraknya gereja-gereja yang terus bermunculan. Ada majelis atau juga hamba Tuhan yang menjalankan program di gerejanya sebagaimana dia berbisnis. Mereka merasa paling tahu. Lupa ada pribadi Yang Mahatahu. Walaupun bisa terlihat berhasil di mata manusia, tetapi pasti sia-sia di mata Tuhan. Marilah kita belajar dari Petrus, yang patuh terhadap apapun arahan Tuhan Yesus walaupun terlihat tidak masuk akal. Tuhanlah yang memiliki pelayanan sehingga Dialah yang berhak menentukan arah pelayanan. Dan hanya Dialah yang mampu menjadikan pelayanan kita berbuah. Hal yang tidak mampu dilakukan oleh manusia. 2. Petrus Tersungkur di Hadapan Tuhan Yesus Setelah mendapatkan tangkapan yang begitu banyak, Petrus langsung tersungkur di hadapan Tuhan Yesus. Bahkan dia “mengusir” Tuhan Yesus. Petrus tahu, Orang yang ada di hadapannya itu bukan orang biasa. Petrus tidak layak untuk berdekatan dengan-Nya. Tetapi Tuhan Yesus malah berkata, “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” Ternyata, sikap Petrus itu justru menunjukkan bahwa dia memiliki hati yang benar untuk dibentuk menjadi seorang murid. Pada waktu Samuel memilih Daud di antara kakak-kakaknya, dia berkata, “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati” 1Sam. 167. Betapa kelirunya jika dalam menjalankan panggilan Tuhan, kita malah membanggakan diri. Ada seorang hamba Tuhan yang pada waktu pertama kali berkhotbah, dia tidak bisa tidur karena takut. Tetapi setelah belasan tahun berkhotbah, dia merasa tidak perlu lagi melakukan persiapan. Seseorang yang begitu senangnya begitu terpilih dalam pelayanan gereja, setelah sekian lama dia merasa biasa dengan pelayanan tersebut. Akibatnya, dia menjauh dari Tuhan. Masih sibuk terlibat dalam pelaynaan, tetapi tidak lagi berdoa dan membaca firman Tuhan. Dan yang lebih sering terjadi, banyak orang tua Kristen yang tidak merasa perlu untuk mendidik anak-anaknya dalam firman Tuhan. Mereka merasa, keterampilan hidup yang mereka ajarkan kepada anak-anak mereka sudah cukup menjadi bekal hidup. Jika demikian yang terjadi, jangan heran jika suatu saat mereka jatuh dan tidak dipakai oleh Tuhan lagi. Jangan heran melihat para hamba Tuhan jatuh, tokoh Kristen melakukan hal yang tidak terpuji, atau diri kita yang tidak mampu menjalani panggilan Tuhan dengan setia. Jika hati jauh dari Tuhan, maka Tuhan pun tidak akan mau memakai. Ibaratnya, akankah seorang pemilik perusahaan mau mempekerjakan karyawan yang selalu melawannya? 3. Petrus Meninggalkan Segala Sesuatu untuk Mengikut Yesus Setelah Tuhan Yesus memanggil Petrus untuk menjala manusia, Petrus dan kedua rekannya Yakobus dan Yohanes pun langsung meninggalkan segala sesuatunya. Mengapa mereka bisa seperti itu? Karena mereka tahu seberapa tinggi nilai panggilan Tuhan Yesus yang akan mereka jalani. Jika tadinya mereka menjala ikan, demi memenuhi kebutuhan fisik, maka sekarang mereka menjala manusia, sesuatu yang bernilai rohani. Jika tadinya melakukan yang bernilai sementara bagaimanapun ikan bisa busuk dan pasti habis, maka sekarang mereka melakukan yang bernilai kekal. Dan yang lebih penting lagi, apa yang mereka lakukan sekarang tidak akan pernah sia-sia seperti hasil tangkapan malam sebelumnya. Pada masa Perjanjian Baru, banyak budak yang akhirnya menjadi pengikut Kristus sumber gambar Apakah dalam menjalankan panggilan Tuhan, kita semua harus meninggalkan segala sesuatu seperti Petrus dan kedua rekannya ini? Perlu diingat bahwa panggilan seperti ini sangat khusus, tidak semua orang dipanggil dengan cara demikian. Ketika Paulus mengajar bagaimana jemaat Korintus mengikuti panggilan Tuhan, dia berkata, “Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan, seperti waktu ia dipanggil Allah” 1Kor. 720. Paulus mengajarkan, jika seseorang mendapatkan panggilan Tuhan ketika dia masih berstatus budak, maka dia pun bisa menjalankan panggilan-Nya dengan status budak pula. Dan ketika seseorang mendapatkan panggilan Tuhan ketika dia masih belum disunat, maka dia tidak perlu disunat untuk menjalankan panggilan tersebut. Bahkan ketika Paulus dipanggul menjadi rasul, dia masih tetap bekerja sebagai pembuat tenda. Jadi, kita tidak perlu merasa bersalah atau merasa kurang serius dalam menjalankan panggilan Tuhan seandainya kita tidak menjadi hamba Tuhan penuh waktu full-timer. Kita tetap dapat menjalankan panggilan Tuhan dengan sepenuh hati, dengan tetap menjalani pekerjaan kita sehari-hari. Seperti kata beberapa orang, jangan sampai kita menjadi hamba Tuhan yang berjiwa bisnis selalu berusaha mencari keuntungan. Lebih baik, menjadi pebisnis yang berjiwa hamba Tuhan! Yang penting, jalani pekerjaan kita itu demi sesuatu yang bernilai kekal jangan hanya keuntungan duniawi, tetapi dalam rangka menjangkau jiwa dan menjadi berkat bagi sesama. Penutup Kita telah belajar dari Petrus bahwa Tuhan mencari orang yang taat kepada kehendak-Nya, rendah hati karena peka dengan kekudusan-Nya, dan sepenuh hati menjalankan panggilan-Nya. Pendeta Rick Warren, yang dimentori oleh Billy Graham selama 40 tahun bersaksi, bahwa kunci keberhasilan pelayanan Billy Graham adalah senantiasa meninggikan otoritas Alkitab, menyadari bahwa dirinya hanyalah pelayan Tuhan, dan fokus untuk memenangkan jiwa. Inilah benang merah yang terdapat dalam diri para pelayan Tuhan. Jika ingin “berhasil” dalam panggilan Tuhan, janganlah mengejar penampilan, skill, berjejaring dengan orang-orang berpengaruh atau pada masa kini, mengejar jumlah likes, views dan followers. Tetapi perhatikanlah apalah diri kita sudah mencerminkan murid Tuhan atau belum. Marilah kita bersandar pada Roh Kudus untuk dapat meneladani sikap para tokoh iman ini. Dengan begitu, kita dapat menjalankan panggilan Tuhan dengan setia sampai akhir. Inilah satu-satunya cara untuk menjalani hidup yang bermakna. Amin. Pertanyaan Refleksi 1. Di antara ketiga hal yang diteladankan oleh Petrus, manakah yang paling sulit Anda lakukan? Mengapa? 2. Bagaimana tanggapan Anda terhadap orang-orang yang sebenarnya jauh dari Tuhan namun kelihatan begitu berhasil dalam pelayanan mereka? 3. Setelah menjadi murid Tuhan Yesus, Petrus pernah jatuh dan menyangkal Dia. Mengapa bisa terjadi? Bagaimana seharusnya yang kita lakukan untuk menghindari hal semacam ini? Karenadengan adanya pelayanan, persekutuan gereja dengan Tuhan menjadi lebih nyata dalam solidaritas dengan sesama. Dan dalam artikel kali ini, kami akan memberikan beberapa contoh kegiatan diakonia yang dapat Anda aplikasikan, yaitu sebagai berikut : Memberikan bantuan kepada korban gempa. Umumnya, para korban gempa kehilangan banyak harta Ayat Firman Tuhan Tentang Kesempatan HidupKumpulan Ayat Alkitab Tentang KesempatanDaftar Ayat Emas Alkitab LainnyaAyat Firman Tuhan Tentang Kesempatan – Ayat Alkitab tentang kesempatan melayani dalam hidup. Ketika menjalani kehidupan di dunia, ada banyak hal yang mungkin kita hadapi. Terutama soal kesempatan melakukan ini meliputi pekerjaan, pendidikan, kesempatan dekat dengan orang yang dicintai, mengubah nasib, bisnis, dan lain sebagainya. Ada pepatah mengatakan kesempatan tak datang dua ada kesempatan tiba, dan mungkin itu baik, maka ambillah. Jangan lupa sertai dengan doa supaya apa yang kita pilih adalah yang terbaik bagi diri kita juga dimiliki dalam hal pelayanan kepada Tuhan. Kadang, kita ditawari untuk melayani Tuhan, dan harusnya itu diterima sehingga tidak menyesal di kemudian banyak petunjuk-petunjuk penting kehidupan lainnya mengenai kesempatan yang dibahas dalam Alkitab. Di sini, kami akan menjelaskannya secara Ayat Alkitab Tentang KesempatanSimak ulasan lengkap mengenai daftar ayat emas Alkitab atau firman Tuhan tentang kesempatan yang baik berikut ini. Anda bisa menyimaknya dalam ayat-ayat di bawah berikut kita mengaku dosa kita, ia setia dan adil untuk mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala I 19Tuhan itu tidak lambat untuk menggenapi janji-Nya karena beberapa kelambatan menghitung, tetapi adalah pasien ke arah Anda, tidak ingin bahwa harus binasa, tetapi bahwa semua harus mencapai II 39Maka Petrus datang dan berkata kepadanya, Tuhan, seberapa sering akan adikku berbuat dosa terhadap aku, dan aku memaafkan dia? Sebanyak tujuh kali?’ Yesus berkata kepadanya, saya tidak mengatakan kepada Anda sebanyak tujuh kali, tapi tujuh puluh kali 1821-22Kemudian Yunus berdoa kepada Tuhan Allah dari dalam perut ikan, mengatakan, aku berseru kepada Tuhan, dari penderitaan saya, dan ia menjawab aku; dari perut Sheol aku menangis, dan Anda mendengar suara saya. Untuk Anda membuang aku ke dalam, ke pusat lautan dan banjir dikelilingi saya; Semua gelombang dan melingkupi Anda melewati 21-3Tetapi ini yang saya sebut pikiran, dan oleh karena itu saya memiliki harapan kasih setia Tuhan tidak pernah berhenti; kemurahan-nya tidak pernah datang ke sebuah akhir; mereka adalah baru setiap pagi; besar adalah 321-23Daftar Ayat Emas Alkitab LainnyaKami juga memiliki berbagai kumpulan daftar ayat Alkitab tentang pembahasan menarik lainnya dalam kehidupan. Simak ulasan lengkapnya pada artikel yang telah publish berikut Ayat Alkitab Tentang Kemurahan HatiKumpulan Ayat Alkitab Tentang KomunikasiAyat Alkitab Tentang Menikmati Masa MudaAkhir KataDemikian ulasan singkat mengenai beberapa ayat alkitab tentang kesempatan melayani. Mudah-mudahan apa yang telah kami bagikan mengenai ayat Alkitab tentang kesempatan ini bisa menginspirasi, memotivasi, dan menyejukkan hati kita Cara Puasa Minta Jodoh KristenDoa Bapa Kami Berbagai Bahasa LengkapCara Menjadi Wanita Kristen yang Bijaksana Diakoniaadalah istilah yang berasal dari perkataan Yunani diakonein yang bermaksud melayani. Diakonia dikenal sebagai salah satu misi Gereja yang memasuki gereja tugas Tri. Diakonia adalah salah satu aplikasi hukum cinta dalam Alkitab berdasarkan teladan Yesus Kristus. Seperti banyak kali Tuhan Yesus berkata kepada murid-muridnya bahwa siapa Oleh Ps. Dr. Donald S. Whitney. 1 Petrus 410 “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” Matius 2028 “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang .” Melayani Tuhan bukanlah sesuatu yang main-main. Betapa tidak! Taruhannya adalah nyawa kita. Tuhan menghendaki agar pelayanan kita kepadaNya itu menduduki prioritas utama dalam hidup kita. Kita tidak dapat memandang kegiatan melayani Tuhan sebagai sesuatu yang hanya kita lakukan untuk mengisi waktu saja. Tuhan tidak mau mempunyai hamba-hamba yang memberi kepada Dia sisa-sisa dari apa yang dimilikinya. Melayani dapat mencakup pelayanan di hadapan umum seperti berkhotbah dan mengajar, tetapi dapat juga mencakup pelayanan di belakang layar seperti misalnya menjemput mereka yang tidak memiliki kendaraan ke gereja, memimpin kelas balita, mencuci piring-piring kotor selesai acara ramah tamah dan memarkir kendaraan dihalaman gereja. Melayani dapat terlihat nyata di hadapan orang banyak seperti memimpin nyanyi, tetapi dapat pula tidak terlihat oleh orang banyak seperti mengatur kursi gereja. Sifat “kedagingan” kita tidak menyukai perbuatan-perbuatan baik yang tidak dilihat orang. Sifat kedagingan kita tidak menyukai perbuatan-perbuatan baik yang perlu dilakukaan secara rutin. Dua dari antara dosa-dosa yang mematikan kemalasan dan kesombongan. Kedua dosa itu memburamkan mata kita dan memborgol tangan dan kaki kita sehingga kita tidak dapat melayani walau kita tahu bahwa kita seharusnya melayani. Atau kalau kita melayani pun, kita tidak melakukannya sebagaimana yang kita inginkan. Kalau kita tidak mendisiplin diri untuk melayani demi Tuhan Yesus dan KerajaanNya, kita hanya akan melayani sekali-sekali saja, atau kalau kita merasa waktunya tepat saja, atau kita hanya melayani diri sendiri. Bila demikian, nanti di hadapan tahta pengadilan Allah, kita akan sangat menyesal. TUHAN MENGHENDAKI SETIAP ORANG PERCAYA MELAYANI Ketika Tuhan memanggil orang-orang pilihanNya, Ia tidak memanggil mereka untuk menganggur saja. Sewaktu kita dilahirkan kembali dan dosa-dosa kita diampuni, darah Tuhan Yesus Kristus menyucikan hati nurani kita ibrani 914, supaya kita dapat “melayani Allah yang hidup”. “Layanilah seorang akan yang lain” 1 Petrus 410 . Itu adalah amanat bagi setiap orang Kristen lahir baru. Tentu saja, adanya motif yang benar-benar sangatlah penting dalam melaksanakan pelayanan bagi Tuhan. Yang sangat mengagumkan adalah kehadiran Tuhan kita di dunia semata-mata untuk melayani dan menjadi pelayan bagi manusia Mat. 2028; Luk. 2227. Pelayanan terbesar yang Yesus lakukan bagi kita adalah mengorbankan nyawa-Nya agar kita diselamatkan. Ada pun bentuk pelayanan kita di dunia ini adalah melakukan tugas yang telah Tuhan berikan kepada kita dan meneladani kehidupan Kristus selama hidup-Nya di dunia 1 Apakah melayani Tuhan merupakan pilihan atau tujuan hidup kita? 1. Kita diciptakan untuk melayani Allah. Alkitab berkata Allah membentuk kita supaya kita melakukan hal-hal yang baik yang sudah dipersiapkannya untuk kita Hal-hal yang baik inilah pelayanan kita. Kapanpun kita melakukan hal yang baik terhadap orang lain, asalkan kita melakukannya untuk Tuhan, kita sebenarnya sedang melayani Allah Kol. 323; Mat. 2540; 45. 2. Kita diselamatkan untuk melayani Allah. Allah menebus kita supaya kita bisa melakukan pekerjaan kudusnya. Kita tidak diselamatkan oleh pelayanan, tetapi kita diselamatkan untuk pelayanan. Dalam kerajaan Allah, kita memiliki sebuah tempat, sebuah tujuan, sebuah peran, sebuah fungsi untuk dilaksanakan. Ini memberi arti dan nilai yang luar biasa kepada kehidupan kita. Yesus harus mengorbankan nyawaNya sendiri untuk membeli keselamatan kita. Kita tidak melayani Allah karena rasa bersalah atau ketakutan atau bahkan kewajiban, tetapi karena sukacita dan ucapan syukur yang dalam atas apa yang telah Dia kerjakan bagi kita. Kita berhutang nyawa kepadaNya 1Kor. 620. Melalui keselamatan, masa lalu kita telah diampuni, masa kini kita diberi makna, dan masa depan kita dijamin. Istilah lain dalam bahasa inggris untuk melayani Allah yang salah dimengerti oleh banyak orang adalah ministry pelayanan sebagai gembala/pendeta. Ketika sebagian orang mendengar kata “pelayanan” mereka berpikir tentang gembala, pendeta, dan rohaniwan profesional, tetapi Allah berkata setiap anggota keluargaNya merupakan seorang pelayan minister. Di dalam Alkitab, kata hamba servant dan pelayanan minister adalah sinonim, seperti halnya service dan ministry. Jika Anda seorang Kristen, Anda merupakan seorang pelayan minister dan Anda melayani serving atau pun ministering. 3. Kita dipanggil untuk melayani Allah. Ketika bertumbuh, kita mungkin mengira bahwa “dipanggil” oleh Allah merupakan sesuatu yang hanya dialami oleh para misionaris, gembala, dan pekerja gereja purna waktu lainnya, tetapi Alkitab berkata bahwa semua orang kristen dipanggil untuk melayani. Panggilan kita untuk keselamatan meliputi panggilan Anda untuk melayani. Keduanya sama. Tidak peduli apa pekerjaan atau karier kita, kita dipanggil untuk pelayanan kristiani purna waktu. Seorang kristen yang tidak melayani merupakan sebuah pernyataan yang bertentangan. Setiap kali kita memakai kemampuan-kemampuan yang diberikan Allah untuk menolong orang lain, kita sedang memenuhi panggilan kita. 4. Kita diperintahkan untuk melayani Allah. Bagi orang-orang Kristen, pelayanan bukanlah pilihan, sesuatu untuk dimasukkan ke dalam jadwal kita jika kita bisa menyediakan waktu. Pelayanan adalah inti kehidupan Kristen. Yesus datang untuk melayani dan untuk memberi. Dan kedua kata kerja tersebut seharusnya juga menjadi ciri kehidupan kita di dunia. Kita seharusnya menjadi bagian dari solusi, bukan masalah. Enam Hal yang Harus Menggerakkan Orang Percaya Dalam Melayani Tuhan 1. Tergerak Oleh Kepatuhan / Ketaatan Di dalam kitab Ulangan 134, nabi Musa menulis, “Tuhan, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintahNya, suaraNya harus kamu dengarkan, kepadaNya kamu harus berbakti dan berpaut.” Ayat tersebut berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah. Di tengah rangkaian kata-kata yang memerintahkan agar kita patuh kepadaNya, terdapat perintah “kepadaNya harus kamu berbakti”. Berbakti kepadaNya berarti mengabdi kepadaNya dan melayani Dia. Ya, kita harus melayani Dia karena kita mau mematuhi Dia. Jika kita tidak melayani Tuhan, itu berarti tidak mematuhi Dia. Jadi, tidak melayani Tuhan adalah suatu dosa. 2. Tergerak Oleh Rasa Syukur / Terima kasih Tidakkah Anda ingat, bagaimana malangnya hidup Anda sebelum mengenal Yesus Kristus, tanpa tujuan dan tanpa harapan? Tidakkah Anda ingat, bagaimana berdosanya Anda kepada Tuhan? Tidakkah Anda ingat, bagaimana rasanya ketika Anda tahu bahwa Tuhan Yesus bersedia mati bagi Anda, mengampuni dosa-dosa Anda yang sangat banyak agar Anda selamat dan memberi Anda jaminan hidup kekal di sorga? Seorang yang sungguh sadar bahwa hidupnya saat ini adalah anugerah Tuhan akan mengabdikan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Ia akan melayani Tuhan seumur hidupnya meskipun ia tahu bahwa ia tidak akan pernah bisa membalas anugerah Tuhan yang besar itu. Dengan memberikan diriNya sendiri sebagai korban penebusan dosa Anda, Tuhan Yesus sudah melakukan sesuatu yang terbesar bagi Anda. Tidak ada pemberian yang lebih besar daripada itu. Tidakkah Anda menyadari bahwa tidak ada yang lebih besar yang dapat ia perbuat bagi Anda daripada memberikan dirinya bagi keselamatan Anda? Dia adalah segalanya bagi kita. Kalau kita sebagai hambanya tidak dapat melayani Dia dengan penuh rasa terima kasih, apa yang dapat membuat kita berterima kasih kepadaNya? 3. Tergerak Oleh Sukacita Berikut ini isi pesan Mazmur 1002 “Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita.” Melayani Tuhan tidak pantas dilakukan dengan hati yang mengomel atau kecut. Kita harus melakukannya dengan sukacita. Pada zaman dahulu kala, hamba-hamba raja sering dijatuhi hukuman mati hanya karena bermuka muram sewaktu melayani sang raja. Ada sesuatu yang tidak beres pada diri Anda kalau Anda tidak dapat melayani Tuhan dengan sukacita. Kalau anda melayani Tuhan hanya karena Anda merasa itu sudah kewajiban Anda, tidaklah aneh kalau Anda tidak dapat melayani Dia dengan sukacita. Kalau Anda melayani Tuhan hanya karena Anda mau masuk surga, tidaklah aneh kalau Anda tidak dapat melayani Dia dengan sukacita. Sebaliknya orang Kristen yang berterima kasih atas apa yang telah Tuhan lakukan baginya akan dapat melayani Tuhan dengan sukacita dan sukarela. 4. Digerakkan Oleh Fakta Sudah Diampuni Jika Anda membaca Yesaya 66-8 di situ Anda mendapati apakah nabi Yesaya menanggapi panggilan Allah dan siap melayani Allah karena ia merasa bersalah? Bukan! Karena Allah sudah menghapus kesalahannya. Anak-anak Allah melayani Tuhan bukan supaya mereka diampuni, tetapi karena mereka sudah diampuni. Jika kita melayani Tuhan hanya karena kita merasa bersalah kalau kita tidak melayani Dia, gambarannya kita ini seperti orang yang melayani dengan kaki yang dirantai pada pergelangannya. Tidak ada kasih dalam pelayanan itu. Yang ada hanyalah upaya dan upaya. Tidak ada sukacita dalam pelayanan itu, yang ada ialah kewajiban dan kejemuan. Kita seharusnya melayani dengan sukcita karena kematian Kristus sudah membebaskan kita dari cengkeraman kuasa dosa. 5. Digerakkan Oleh Kerendahan Hati Yesus adalah hamba yang sempurna. KebesaranNya terlihat dari kesediaanNya merendahkan diri, melayani kedua belas murid-muridNya. Sungguh, suatu kerendahan hati yang mencengangkan. Yesus, Tuhan dan Guru murid-murid itu, mencuci kaki mereka untuk memberi contoh bagaimana murid-muridnya harus melayani dengan kerendahan hati. Dalam kehidupan ini selalu ada kecenderungan dalam diri kita Alkitab menyebutnya sebagai “kedagingan” untuk berkata, “kalau saya harus melayani, saya harus mendapatkan sesuatu. Kalau saya mendapat imbalan, atau mendapat pujian bahwa saya ini rendah hati, atau memperoleh keuntungan bagi diri saya sendiri, saya akan berusaha tampil rendah hati dan mau melayani. Itu namanya bukan melayani seperti Kristus tetapi itu namanya munafik. Dengan kuasa Roh Kudus, kita harus menolak pelayanan yang bermotivasi mementingkan diri sendiri. Itu adalah motivasi yang tidak benar. Kerendahan hati kita dalam melayani harus tulus, “menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri Filipi 23. Orang Kristen seharusnya melayani dengan rendah hati karena hal itu membuat dirnya menjadi semakin seperti Yesus. 6. Digerakkan Oleh Kasih Menurut Galatia 513, pelayanan harus dilakukan atas dasar kasih. Tidak ada “bensin” yang lebih baik untuk menggerakkan kita melayani dan memberi semangat selain kasih. Dalam pelayanan kita kepada Tuhan, kita melayaniNya bukan demi memperoleh uang, tetapi kita melakukannya atas dasar kasih kepada Tuhan dan kepada sesama. Melayani Tuhan bukanlah persoalan suka atau tidak suka. Kita diberi amanat, “pergilah!” maka kita pergi. Kasih Yesuslah yang mendesak kita pergi melayani. Kalau orang-orang Kristen dipenuhi dengan kasih Yesus, mereka akan digerakkan pula oleh kasih Yesus. Hasilnya mereka “tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka” 2 korintus 514-15. Mereka melayani Allah dan sesamanya atas dasar kasih Yesus. SETIAP ORANG KRISTEN MEMPUNYAI KARUNIA UNTUK MELAYANI Karunia-karunia Roh menunjukkan peran-peran kita dalam pelayanan. Semua manusia dilahirkan dengan bakat dan talenta tertentu, namun hanya orang percaya yang diberikan karunia-karunia Roh. Karunia-karunia Roh dianugerahkan kepada kita ketika kita dilahirkan kembali dan menjadi bagian dari tubuh Kristus gereja lokal. Gereja Lokal adalah pusat dari pelayanan. Anggota-anggota tubuh Kristus, yaitu jemaat diperlengkap dalam tubuh Kristus untuk keluar melayani semua orang dengan bakat, talenta, dan karunia-karunia yang mereka miliki. KARUNIA-KARUNIA ROH Pada saat Anda diselamatkan, Roh kudus masuk untuk tinggal di dalam diri Anda, Ia membawa serta karunia Roh untuk Anda. Dalam 1 korintus 124, 11, disebutkan bahwa ada bermacam-macam karunia, dan bahwa Roh Kuduslah yang akan menentukan karunia mana yang akan diberikanNya kepada kita. Dan tujuan diberikannya karunia itu adalah untuk melayani “layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” Apa pun pandangan teologi Anda tentang karunia Roh, dua hal penting ini yang terungkap dalam 1 Petrus 410 tetap berlaku 1 Kalau Anda adalah orang Kristen, maka Anda mempunyai karunia Roh; 2 Tujuan Allah memberi Anda karunia itu ialah supaya Anda memakainya dalam pelayanan. Banyak orang Kristen yang sudah lama melayani Allah dengan setia, tidak mengetahui dengan pasti karunia apa yang sudah Tuhan berikan kepada mereka. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa Anda tidak perlu mencoba mencaritahu karunia apa yang Anda peroleh, tetapi saya hendak mengatakan bahwa sekalipun Anda tidak dapat mengatakan dengan pasti karunia apa yang ada pada Anda, keselamatan yang sudah Anda peroleh tidak dibatalkan. Cara untuk mencaritahu karunia apa yang ada pada Anda adalah melayani Tuhan, dan temukan dibidang mana Anda begitu sangat menikmati melakukannya. Seandainya Anda mempunyai karunia untuk mengajar, Anda tidak akan betul-betul mengetahui bahwa Anda memiliki karunia mengajar kalau Anda tidak mau mulai mencoba mengajar. Melalui pelayanan kepada orang-orang yang sedang berada dalam kesusahan dan yang sedang terluka hatinya, Anda mungkin saja mendapati bahwa Anda mempunyai karunia belas kasihan. Saya mendorong agar Anda mendisiplin diri untuk melayani di dalam gereja Anda. Anda tidak harus melayani dalam bidang yang menonjol. Anda tidak harus mempunyai kedudukan yang tinggi. Mereka yang mempunyai hati seorang hamba akan mendapati dirinya digerakkan oleh kasih Yesus sehingga mereka rela melayani sekalipun di luar jam kerja/jam pelayanan yang sudah di tentukan. Orang-orang yang tidak dapat melayani sebagaimana yang mereka kehendaki, yang terhalang oleh keadaan fisiknya, biasanya dapat menjadi pendoa syafaat yang kuat. Tuhan memberi kita karunia Roh supaya kita memakainya untuk melayani. Kalau tidak demikian, hidup kita tidak ada tujuannya. Bukankah Tuhan tidak mau kehidupan kita di dunia ini menjadi sia-sia? UNTUK DIRENUNGKAN DAN DITERAPKAN Ibadah kita kepada Tuhan menggerakkan kita untuk melayani Dia, sedangkan tindakan melayani Tuhan mengekspresikan ibadah kita. Bila kita mau hidup menurut kehendak Allah, kita harus mempunyai keseimbangan dalam kedua hal tersebut. Mereka yang melakukan pelayanan tanpa secara teratur beribadah baik dalam saat teduh pribadi maupun dalam kebaktian bersama pasti melakukan pelayanannya di dalam kedagingannya. Diadaptasi oleh Eva Susanty dari buku Spritual Discipline for The Christian Life oleh Dr. Donald S. Whitney. By Dr. Donald S. Whitney adalah Gembala Sidang di Glenfield Baptist Church, Illinoiis, Amerika Serikat. Penulis buku-buku rohani terlaris di dunia, yang memenangkan banyak penghargaan, antara lain How Can I Be Rure I’m a Christian, Spritual Check-Up dan Family Worship. MelayaniTuhan yang kudus tidak cukup dengan hanya kemauan, melainkan juga harus sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan Tuhan. Kesembronoan atau sembarangan dalam melayani Tuhan menunjukkan kita tidak menghargai Tuhan baik dari ketaatan maupun kekudusan. Dan bagi orang percaya berarti tidak menghargai kematian Yesus di kayu salib
Mengiring Tuhan Yesus berarti melayani Dia sepanjang hidup. Melayani Tuhan merupakan pekerjaan yang mulia. Tuhan memberikan kepada setiap kita masing-masing suatu panggilan khusus untuk melayani-Nya. Namun, mungkin ada yang belum mengerti alasan dan tujuan pelayanan itu sendiri. Maka, berikut ini adalah beberapa alasan mengapa kita harus melayani. 1. Pelayanan adalah perintah Tuhan. Setiap orang sesungguhnya diberikan tugas untuk melayani Dia. Penugasan ini disertai dengan pemberian karunia-karunia yang berbeda-beda kepada tiap-tiap orang. Karunia pelayanan ada bermacam-macam. Dan setiap karunia itu harus dipakai untuk melayani. Jangan simpan karunia yang Tuhan berikan. 2. Pelayanan merupakan wujud kasih kita kepada Tuhan. Orang yang telah diselamatkan akan menghargai dan mengasihi penyelamatnya. Bukti kasih itu diwujudkan dalam tindakan melayani Tuhan. Jadi, kita sebagai orang yang telah ditebus seharusnyalah melayani Tuhan sebagai manifestasi dari kasih kita kepada-Nya. 3. Pelayanan harus dipertanggungjawabkan. Setiap pelayanan harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Itulah sebabnya dalam melayani kita harus tulus, sungguh-sungguh dan sesuai kehendak Tuhan. Tidak melayani juga harus dipertanggungjawabkan karena talenta yang diberikan Tuhan harus digunakan. Pada akhirnya, Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kita akan apa yang telah kita lakukan. 4. Pelayanan kita dihargai Tuhan Tuhan menghargai orang-orang yang melayani Dia dengan setia. Mata Tuhan tertuju kepada mereka yang mengasihi Dia. Orang yang mengasihi Tuhan pasti akan melayani Tuhan dengan setia. Penghargaan Tuhan dibuktikan-Nya dengan memberikan pemeliharaan dan penyertaan yang ajaib. Tuhan akan memberikan mahkota kepada mereka yang setia dalam melayani-Nya. Mari semasa hidup kita, selalu setia melayani Tuhan sesuai dengan karunia dan talenta yang Dia berikan. Amin. Roma 1211 “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.”
28 "Semua hal menjadi mungkin dengan Tuhan di sisiku." 29. "Tidak peduli di mana kamu, Tuhan selalu bersamamu." 30. "Terima kasih Tuhan karena telah mencurahkan berkat-Mu setiap saat." 31. "Cintai dirimu untuk mencintai Tuhan." Sumber: Captionsgram Yuk, cari tahu artikel kata-kata lainnya dengan mengikuti artikel ini.