Namunsekarang telah tiada, Ayah,, Sekarang kau telah tiada, hingga t'rasa ketika Q mau selesai kuliah, Wisudapun terasa beda, Ayah,, Pada siapa Q harus mengadu, Pada siapa Q meminta bekal untuk sarjana Jika dirimu t'lah tiada, Ibu,, Kau bagaikan kain putih Yang s'lalu membentangi & menerangi jalan Q Tanpa setitik noda yang membuat sirna,, Ibu Setiap tanggal 12 November, kita memperingati Hari Ayah Nasional. Peringatan Hari Ayah dilakukan untuk menghormati peran Ayah dalam kehidupan keluarga. Bagi banyak keluarga, Ayah merupakan sosok pahlawan yang akan selalu ada dalam keadaan apa pun. Untuk mengapresiasinya, Bunda bisa, lo, memberikan kumpulan puisi untuk Ayah. Puisi merupakan karya sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, dan rima. Karya puisi bisa menjadi media yang cocok untuk mengungkapkan perasaan dan rasa terima kasih pada Ayah. Bagaimana pun keberadaan Ayah merupakan suatu hal yang penting dalam setiap keluarga. Ayah bisa menjadi pelindung dan penjamin kebahagiaan keluarga sehingga tak ada salahnya untuk memberikannya penghargaan dalam bentuk puisi. Bila Bunda ingin memberikan puisi baik kepada Ayah atau suami yang kini telah menjadi Ayah, Bunda bisa menulisnya sendiri. Namun, tak perlu khawatir bila Bunda tidak bisa membuatnya, Bunda bisa memberikan puisi mengharukan yang bercerita tentang Ayah. Puisi-puisi ini dijamin akan membuat Ayah merasa bahagia dan tersanjung. Selain itu juga bisa menjadi pelampiasan rasa rindu pada sosok Ayah yang sudah meninggal dunia. Kumpulan Puisi untuk Ayah yang Mengharukan Puisi merupakan sebuah media yang sering digunakan untuk menyampaikan isi perasaan. Bila selama ini Bunda kesulitan untuk mengungkapkan perasaan, Bunda bisa menggunakan kumpulan puisi untuk Ayah ini untuk membagikannya. 1. “Untukmu Seorang Bapak” karya Ibnu Abhi, Puisi sebagai Ucapan Terima Kasih Sumber Pexels Meski suaramu Tak semerdu nyanyian lembut seorang ibu Kau membingkaiku dengan nada nada ketulusan Yang mengantarkan hatiku Menuju lembah tinggi Bernama kedamaian Meski sentuhanmu tak selembut belaian suci seorang ibu Namun dengan dekapanmu Ku terhangatkan dengan kasihmu Ku terlenakan Dengan cintamu Tangisku berderai Kala ku ingat ucapan indahmu menimangku Kala ku sentuh tubuh letihmu menjagaku Seperti karang menjaga debu pasir Kau jaga aku Kau lindungiku Dari kotoran raga dan jiwa yang kan basahiku Kau rela di terpa deburan buih Yang berlalu Demi aku Demi anakmu Seakan tak pernah lelah Kau hapuskan tetes air mataku Seakan tak pernah bosan Kau redamkan aku dari tangisan Ku urai hati ini Untukmu Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan pada dermaga hidupku Hanya sebentuk puisi Dari ketulusan hati Untukmu bapakku Terima kasih. Artikel terkait Puisi Inspiratif di Hari Ibu 2. Mengenang Ayah karya Sutan Iwan Soekri Munaf, Puisi tentang Kerinduan pada Ayah yang Sudah Meninggal Terpisah Kembali jarak memadu resah Sementara rindu berpacu Aku pun ragu Setelah waktu berjalan sudah Aku lelah mencari kata tanpa bertemu Beku dalam windu demi windu suaramu Membakar setiap jengkal dada tiada kalimat yang dapat merapat Hati terjerat Ayahanda. Aku ingin sekali mendekat Kembali jarak dikuak Barangkali angin sampirkan pesan tentang ragu yang terbentang Barangkali jalan semakin lapang Semakin lelah Semakin lelah Semua menjadi bimbang dan darah beku menggumpal-gumpal Semua tinggal impian Ayahanda. Aku di sini masih mengurai seribu cerita dan membaca sejuta makna dalam katamu saat menyisi… 3. “Kepada Bapak” karya Gunoto Saparie, Puisi tentang Nasihat Ayah yang Sudah Meninggal Sumber Pexels Ada peci putihmu tergantung di kapstok Bertahun-tahun di sana sejak kau pergi Namun jarum-jarum jam dinding berhenti Dan kalender di tembok pun mendadak rontok Ada potretmu mengabur di dekat pintu Ada senyum tipis membayang harapan Betapa berat rindu, bapak, tersendat di kalbu Angin tanah kelahiran melagukan alam pedesaan Selalu kuingat kata-katamu tentang kehidupan Tentang negara, agama, dan pengabdian Kata-kata yang patah-patah, tertahan-tahan Kami tak tahu, ternyata untuk yang penghabisan Ada sandalmu teronggok di ujung ranjang Ada buku-bukumu, kitab-kitab menguning Berjajar di rak, terserak di meja dan lantai Ada yang tertinggal di hati, Allah, kasihmu abadi Artikel terkait 7 Momen Terindah dan Mengesankan Saat Menjadi Ayah 4. “Titip Rindu untuk Ayah” karya Riska Cania Dewi, Puisi tentang Kesedihan Anak Akan Ayah yang Telah Tiada Hening malam Serpihan-serpihan harapan datang Merindu kau kembali bersama Setitik harapan ingin kau kembali datang Berkumpul bersama kami semua Air mata menyesakkan dada Harapan tersapu badai kekecewaan Apa daya mengharapkan mu datang Kau tak akan kembali sebab kau telah bersama Tuhan Ku panggil merpati menyampaikan salam rindu dari anakmu untuk ayah tercinta 5. “Puisi di Suatu Dahulu” karya Norman Adi Satria, Pusi tentang Pelajaran Hidup yang Pernah Diajarkan Ayah Sumber Pexels Rumah masa kecilku yang ada di suatu dahulu hanya berdinding anyaman bambu Agar tampak kuat, Ayah menempelkan kertas bekas dengan lem dari tepung kanji dan meleburnya dengan kapur. Bila hujan datang semuanya luntur. “Ayah, luntur.” “Tak apa, Nak. Lekas tidur.” Ayah sepanjang malam mengumpulkan lap gombal untuk menambal Jangan sampai air hujan merembes ke kasur Agar aku tetap lelap tertidur Suatu hari aku minta dibelikan air mancur Agar mandiku tak usah mengguyur “Ayah, di kamar mandi orang kaya ada air mancur mereka tak usah gebyur-gebyur. Tinggal putar kran langsung cur.” Ayah hanya menghela napas Mungkin pintaku tak terukur Ia hanya seorang tukang cukur Namun sorenya aku melihat air mancur di kamar mandiku Ayah membuatnya dari botol bekas yang ia lubangi kecil-kecil di bawahnya Airnya dari ember yang terus ia isi air dari timba dari sumur tetangga dan mengalir melalui selang Aku mandi dengan senang berasa seperti orang kaya “Nak, untuk mandi seperti ini kita tak perlu jadi orang kaya, jadilah orang yang mampu melakukan apapun dalam keterbatasan yang ada.” katanya sembari terus menimba di suatu dahulu kala. 6. “Saat Ayah Tidur” karya Rayhandi, Puisi tentang Kerja Keras Seorang Ayah Saat ayah tidur Kutemukan seberkah kedamaian di sana Tepatnya di wajahmu yang senja itu Kulihat di sana begitu banyak sajak balada. Saat ayah tidur Kutemukan wajah kebebasan Laksana rindu terbebas dari kesepian menghujam Di sanalah kutemukan ia. Saat ayah tidur Saat itulah kau menjadi asli tanpa topeng tanpa drama Kau menjadi dirimu yang rapuh dan sakit Kau menjadi manusia wajar bukan robot. Saat ayah tidur Ingin rasanya kumenangis Mengingat sebait takdir kita yang sekarat Mati tidak mau menyerah tidak bisa. Saat ayah tidur Ayah kudongakkan wajahku ke atas biru Kumohon padaNya dengan khidmat Semoga aku selalu bersamamu Melihat tidurmu Ayah Artikel terkait 7 Puisi Romantis Ini Bisa Bikin Hubungan Pernikahan Lebih Intim 7. “Lelaki di Sudut Lorong” karya Rayhandi, Puisi tentang Ayah yang Bekerja Keras Selama Hidup Sumber Pexels Lelaki di Sudut Lorong Lelaki di sudut lorong Dia adalah lelaki kuat bak baja dan sabar bak laut Tiada mengeluh ketika susah Tiada pula berteriak ketika senang. Lelaki di sudut lorong Dia adalah lelaki miskin Miskin harta tapi kaya hati Miskin ilmu tapi kata iman Lelaki di sudut lorong Dia adalah lelaki mati rasa Tiada bisa tersenyum tiada bisa menangis Kehidupan telah mempermainkannya Lelaki di sudut lorong Dia adalah lelaki berhati maaf Ratusan orang pernah memakinya, memaki harga dirinya Maaf masih ia suguhkan untuk membalas mereka Lelaki di sudut lorong Dia adalah lelaki yang hidup dengan airmata Hidup di jalan Bertemankan hina dan berkasihkan sengsara. Lelaki di sudut lorong Kerasnya takdir telah mengubahnya Hatinya telah tiada tanpa bentuk Raib ditelan rasa sakit Lelaki di sudut lorong Makanannya adalah kekecewaan Minumannya adalah airmata Dan pujiannya adalah hinaan Lelaki di sudut lorong Tidur di emperan toko Kerjaannya adalah mengharap, tidak! Mengemis Mengemis sedikit nurani dari mahkluk yang mengaku manusia. Lelaki di sudut lorong Dia adalah ayahku Masa mudanya telah menjadikannya batu Kerasnya hidup membuat ia tegar. 8. “Bait Sajak untuk Ayah” karya Novi Aqilla, Puisi tentang Rasa Terima Kasih Anak Atas Kasih Sayang Ayah Ayah… Tulusnya nasehatmu tlah membingkai hatiku Menuju lembah tinggi kedamaian Dekapanmu telah meredam amarahku Tak kuasa tangisku berderai Kala ku ingat kata bijakmu Kau jaga aku Dari kotoran raga dan jiwa yang kan nodai aku Kau rela diterpa deburan buih yang berlalu Demi aku Demi anakmu Seakan tak pernah lelah kau hapuskan tetes air mataku Seakan tak pernah bosan kau redamkan aku dari tangisan Ku urai hati ini Untukmu Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan Pada Dermaga hidupku Hanya sebentuk puisi dari ketulusan hati Untukmu, ayah. Terima kasih. 9. “Kerinduan” karya Niki Ayu Anggini, Puisi tentang Seorang Anak yang Merindukan Ayahnya Sumber Pexels Ayah di mana engkau berada Di sini aku merindukan mu Mengiginkan untuk bertemu Merindukan akan belaian mu Kasih sayang mu selalu ku rindukan Engkau selalu hadir dalam mimpi ku Mimpi yang begitu nyata bagiku Mengiginkan engkau untuk kembali Aku selalu mengharapkan engkau hadir Menemani aku setiap hari Menemani masa pertumbuhan ku Untuk tumbuh menjadi besar Tanpa engkau di sisiku Tanpa engkau yang menemani hari-hari ku 10. “Perginya Dirimu” karya Muzdalifah Agustina Tak ada kata yang pantas terucapkan Hanya derai bening yang selalu bercucuran Membayangkan segala kenangan Teringat akan semua kebersamaan Walau ucapmu terkadang pahit Sentakmu buatku sakit Namun kan ku coba tuk bangkit Tak peduli itu mudah ataupun sulit Keluh kesah selalu kau sembunyikan Kau simpan dalam sebuah senyuman Apapun yang kau rahasiakan Aku selalu bisa merasakan Itu dahulu, saat kau masih bersamaku Banyak hal yang buatku malu Malu karna telah menyia-nyiakanmu Kini hanya sesal yang tersisa di jiwa Ingin sekali aku mengulang semua Jika Tuhan mengizinkannya Aku takan lagi buatmu kecewa Andai Tuhan beritahu aku Bahwa Ia akan mengambil ayah lebih dulu Mungkin aku takan lakukan itu Kan ku buat dia bahagia karena aku *** Nah, itulah 10 kumpulan puisi untuk Ayah yang sangat mengharukan. Puisi memang cocok sekali ya, Bun, untuk mengungkapkan perasaan. Baca juga Bisa Bikin Hubungan Keluarga Semakin Harmonis, Ucapkan 9 Kata Pujian untuk Ayah 7 Pujian Kepada Suami yang Sebaiknya Sering dilontarkan Istri Menyiapkan Kejutan Di Hari Ayah Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android. Laylatelah dikurung dan orangtuanya mengancamku. Dengan niat jahat lagi kejam, aku tidak bisa bertemu lagi. Ayahku dan ayahnya sesak dada dan sakit hati padaku. Bukan karena apapun juga, hanya karena aku mencintai Layla. Mereka menganggap cinta adalah dosa. Cinta bagi mereka adalah noda yang harus dibasuh.
Ilustrasi Puisi Rindu Ayah yang Telah Tiada. Foto Unsplash/Liane Puisi Rindu Ayah yang Telah TiadaIlustrasi Puisi Rindu Ayah yang Telah Tiada. Foto Unsplash/Álvaro waktu ada di surga,Apakah kamu masih terbit bersama matahari?Apakah Ayah dan Ibu berbagi sarapanSebelum hari kalian dimulai?Bisakah surga mendengar tawamuSaat kau duduk dan mengenangSaat-saat kita bersamaDan orang lain yang kau rindukan?Dan Ayah, apakah kamu masih berjalan-jalanDi sepanjang lautan surga?Dan ketika dirimu menatap ombakApakah kamu ingat berjalan denganku?Apakah posisimu dengan para pemuda pemberani ituDi atas pantainya yang sempurna?Akhirnya di sisi mereka lagiRekan-rekanmu dari perangApakah kamu berkumpul dengan keluargamuDi bawah cahaya surga?Dan tetap menatap gunung-gunung ituBahwa sekali kamu menelepon musik ada di sekitarmuSemua lagu yang kamu pegang begitu sayang?Apakah kamu dan Ibu masih bernyanyi bersamaSeperti yang kamu lakukan saat kamu di sini?Apakah kamu pernah berbicara panjang lebar dengan TuhanTentang mereka yang tertinggal?Apakah kamu menceritakan semua kisahTentang semua masa agung dan berharga kita?Aku pikir surga harus berterima kasihMemilikimu di sana setiap hariUntuk membawa tawa ringanKamu dan selera permainanmu yang konyolDan aku yakin Tuhan sudah tahuAyah istimewakuDan betapa aku berharap kau ada di siniUntuk membimbing jalanku lagiTapi aku membawamu ke dalam hatikuKamu tidak pernah jauh darikuAku melihatmu dalam senyumkuDan dalam siapa aku tumbuhDan aku yakin pada Hari Ayah iniTuhan akan membantumu merayakanSemua ayah yang mengubah dunia dengan cintaIni bukan waktu yang tepatuntuk mengucapkan selamat tinggalAku akan merindukanmu, AyahDan inilah alasannyaKamu mengajariku banyak halUntuk tidak menunjukkan rasa takutUntuk selalu bersenang-senangDan menghadapi hari dengan ceriaKamu selalu begitu mampuBegitu cepat dan begitu kuatDi mata gadis kecilKamu tidak bisa berbuat salahKamu akan selalu mendengarkanDan kamu tidak pernah memaksaKamu adalah lengan di sekitarkuKetika aku menangisKamu tidak pernah mencari pujianDan kamu tidak pernah membanggakan diriKamu selalu adaUntuk mereka yang paling kamu cintaiKamu bekerja sangat kerasDan tangan-tangan pekerja yang kuat ituMenuntunku menjalani hidupDan membantuku memahamiBahwa hidup bisa sulitDan sulit, dan sedihTapi melalui itu semuaAku punya ayahkuDan karena kamuAku mengertiBahwa hidup itu sebenarnyaCukup bagusAku percaya pada kamu akan mengikuti jalanmuDan ketika ada yang salahAku akan melihat ke belakang dan tertawaAku harap kamu dapat mendengarkuJadi aku dapat memberi tahu kamuBahwa dirimu pernah dan akan selamanyaMenjadi pahlawan superkuJadi ya, hari iniAku penuh dengan kesedihanTapi aku akan lebih banyak tersenyumSetiap hari esokJadi tolong, Ayah, pergilahBeristirahatlahDan ketahuilahBagiku kamu selalu yang terbaikAku sangat mencintaimu dan merindukanmu setiap hariAku tahu pria iniYang tersayang di hatikuTiba-tiba suatu hariItu tercabik-cabikPria ini mengajariku semuayang perlu aku ketahuitetapi aku tidak pernah benar-benar mendengarkansampai dia harus pergiDia memberiku cintaDan menyentuh hidupkuSemuanya sudah berakhir sekarangDia tidak lagi harus bertarungDia mencoba mengajarikuBenar dan salahPada hari dia pergi, aku tidak sekuat ituDia sudah pergi sekarangSulit dipercayaPria ini adalah ayahku yang tidak akan pernah aku lihatTapi aku akan bertemu dengannya lagiIni yang aku tahuHari itu akan tibaKetika tiba waktunya bagiku untuk pergiJadi, aku akan memeluknya sayangDan dekat dengan hatikuKarena pada hari kita bertemuaku tahu kita tidak akan pernah terpisahAku benci aku tidak bisa melihat wajahmuKecuali gambar di cerminkuTapi aku suka ketika aku melihatnyaAku merasa dirimu sudah dekatAku benci kamu tidak bisa berbicara dengankuKetika aku menyebut kata "AYAH"Tapi aku suka suaramu dalam ingatankuDari semua pembicaraan yang kita lakukanAku benci Tuhan mengambilmu begitu cepatKetika aku masih membutuhkanmu di siniTapi aku suka memikirkanmu dalam kedamaianTidak ada lagi rasa sakit dan tidak ada lagi ketakutanAku benci tidak tahu pastiApa yang terjadi saat kamu pergiTapi aku sangat suka percayaAda surga melewati langitHal yang paling aku benciAdalah ketika orang berpikir aku begitu kuatTapi sebenarnya hanya terlihat seperti itu karenaAku tidak bisa menerima kenyataan bahwa kamu benar-benar telah tiadaKami merindukan wajahmu; kamu diambil terlalu cepatSenyum berseri-seri yang menerangi ruanganLesung pipi dan binar di matamuKami terus bertanya pada diri sendiri mengapa, oh mengapaKami merindukan pelukan dan ciuman ayahCaramu memberi kami kekuatan saat kami merasa lemahKami merindukan bagaimana dirimu begitu peduli dan melindungi kamiTapi kenapa, oh kenapa, kamu harus pergi?Kami merindukan suaramu dan mendengar kamu mengeluhMenonton iPad kamu atau mengirim SMS di ponselmuKami merindukanmu tertawa dan mendengarmu bernyanyiKami bahkan merindukan microwave yang berbunyi ding dingKami merindukan lelucon olok-olokmu di tempat kerjaDan mengacaukan meja, membuat ibu mengamukMantel dan topimu menutupi kursiKami tidak mengerti mengapa hidup ini sangat tidak adilKami mencintaimu Ayah; sangat jelasbahwa kami akan melakukan apa saja agar kamu kembali ke siniTapi sampai hari kita bertemu lagiKehangatan di hati kami adalah tempatmu tinggal
Nah bagi kalian yang sedang mencari Puisi Taufik Ismail. Saya sudah menyiapkan puisi Taufiq Ismail secara lengkap. Berikut adalah 33 puisi karya beliau yang terkenal. Baca Juga: 40+ Puisi W.S. Rendra yang Melegenda dan Menyentuh Hati; 41+ Puisi Kahlil Gibran Terbaik yang Penuh Makna; 47+ Puisi Emha Ainun Najib (Cak Nun) Terbaik dan Terkenal
Puisi tentang Ayah ~ Ayah merupakan sosok laki - laki yang sangat berjasa dalam kehidupan kita. Ia rela membanting tulang demi anak - anaknya tercinta. Ia akan rela membanting tulangnya, memeras keringat demi menafkahi hidup kita. Tak perduli hujan, tak perduli panas menyengat, di hatinya ada cinta yang membuatnya mau bekerja keras untuk orang tercinta. Sudah sepantasnya kita mengucap terima kasih atas segala hal yang telah ayah kita berikan, tanpanya kita bukan apa apa. Seorang yang hebat, lahir dari ayah yang hebat pula. Maka jangan sampai kita lupa pada sosok ayah yang selalu ada untuk kita. Mari simak beberapa puisi untuk ayah tercinta yang telah tiada. Tutur Nasihat Terakhirmu Ayah, entah bagaimana harus kulampiaskan sesalku Atas sikapku selama kau hidup Atas nasihat yang tak kunjung ku turuti Atas permintaan yang tak kunjung aku lakukan Ayah, engkau telah memberikan segalanya untukku Menafkahi keluargamu dalam letih kerjamu Mendidik keluargamu dalam ilmu dan kebersahajaan Melindungi keluargamu dalam tenang dan kedamaian Ayah, maafkan aku Atas semua kekecewaan yang aku berikan Atas kelemahanku yang tak juga aku perbaiki Atas perintah yang tak aku lakukan dan atas harapan yang tak bisa aku wujudkan Aku berjanji Akan menjaga Ibu dengan segenap jiwa Sebagai rasa pengabdianku padamu Bukti baktiku pada engkau Puisi Tentang Ayah " Letih Duniamu " Masih terkenang senyum candamu Dengan suara serak dan purau Engkau yang selalu pulang membawa keletihan Setelah bekerja untuk sesuap nasi yang kami makan Masih ku ingat wajah letihmu Masih ku ingat wajah marahmu Masih ku ingat wajah kekhawatiranmu Masih ku ingat wajah bahagiamu Ayah, Masih tersimpan abadi dalam relung hati kasih sayangmu yang tak ternilai Rasa cintamu yang tak terhitung Tanggung jawabmu yang tak terhingga Engkau sosok hebat dalam duniaku Tanpamu Aku hanya kepingan debu Semua keberhasilanku, karenamu Kesedihan yang aku rasa Mungkin engkau juga tau sebabnya Rasa sakit karena tak pernah membahagiakanmu Bahkan hingga engkau di jemput malaikat maut Semoga engkau tenang di sana Dalam lindungan Tuhan yang maha cinta Di dalam istana syurga Beristirahatlah dalam rinai kedamaian Aku sayang kamu ayah. Semoga kita akan terus terkenang dengan jasa ayah kita. Semoga saja artikel ini ada manfaatnya.
BagiAl-reader yang telah ditinggal oleh ayahanda untuk selama-lamanya janganlah bersedih hati. Beliau tetaplah hidup sebagai jiwa pada diri Al-reader. Senangkanlah jiwa beliau dengan selalu mendo'akannya agar bisa ditempatkan dalam tempat yang mulia. Tidak ada yang lebih baik yang bisa kita lakukan selain mendo'akannya dalam kebaikan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. lebaran telah tiba, suka cita menyapa,ketupat berselimut, aroma kue yang menggodanamun, terasa hampa, saat rendang tak terhidang. bagaimana mungkin lebaran tanpa rendang yang begitu nikmat? rendang, sajian istimewa dari masa ke masa,merah merona, menggugah selera yang empuk, rempah yang begitu kaya, tak ada lagi di meja, membuat hati terluka.. lebaran di kampung halaman, tak hanya tentang makanan namun, tentang cinta, kasih, dan pengampunankami bersatu dalam ikatan kasih dan sayang yang tak tergantikan 1 2 Lihat Puisi Selengkapnya
Puisiuntuk ayah tercinta yang telah merawat,menjaga dan membesarkan kita hingga kita beranjak dewasa seperti sekarang ini Ayah maaf kan aku, anak mu yg bodoh ini. Aku belum bisa membuat mu bangga membuatmu bahagia dan terlalu sering membuatmu kecewa Ayah Maafkan aku, aku hanya baru bisa berkata ah saat kau perintah Ayah Terima kasih
Berikut ini adalah ungkapan hati untuk ayah yang sudah meninggal dalam bait puisi rindu ayah yang telah ungkapan hati untuk ayah yang dipublikasikan berkas puisi berkisah tentang kenangan bersama ayah, dengan ungkapan kata kata rindu untuk ayah yang telah tiada,Bagaimana cerita puisi kepergian ayah dalam bait puisi untuk ayah yang sudah meninggal yang dipublikasikan berkas puisi,Apakah bercerita seperti puisi tentang ayah singkat atau puisi surat untuk ayah yang jauh lebih jelasnya puisi untuk ayah yang telah meninggal, disimak saja berikut ini bait bait puisi rindu ayah yang telah tiada,Puisi Rindu Ayah yang Telah TiadaOleh Asmara SwarhatiSiapa berkehendak menolak atau memilih mimpi?Dan kadang yang Tuhan pilihkan adalah sesuatu yang paling kita bermimpi lagi tentangmu sadar, mimpi hanyalah sebatas caramu menitip apa yang tak sempat kau sekadar menengok tahu tahu kah kau, apa yang paling kutakutkan dari mimpi?Ketika aku terbangun, dan mendapati semuanya sudah teringat tentang gelas kunang-kunang yang pernah kau dimana hari kadung gelap ketika kita bermain di tahu, aku tak pernah sanggup menggapai kau hadiahkan cahaya yang kau simpan dalam gelas tertutup."Tahu, kenapa Tuhan menciptakan cahaya saat malam?" tanyamu, waktu tak menjawab, "Untuk menjaga kita. Agar kita tahu, dalam gelap tak pernah pergi meninggalkan kita."Dan kini aku kesepian pun, kau tak pernah pergi hadir, meski lewat mimpi yang akan segera terusir ada gelas kunang-kunang di kamarku saat masih datang sesekali dalam yang kupercayai, kau menjadi cahaya ketika hidup terlalu gelap lainnya, aku percaya, kau yakin aku sanggup menciptakan cahaya suatu saat nanti, ada hidup orang lain yang mampu gelas kunang-kunang, dan kenangan masa kecil Alm Bapak yang datang lewat sebatas tetap dicintai...Semoga selalu ada senyum dan bahagia selalu disampingNyaAamiin....Lihat Juga puisi ayah pahlawankuDemikianlah tentang Puisi Untuk Ayah yang Sudah Meninggal Dunia, baca juga puisi sedih untuk ayah dan ibu atau puisi tentang ayah singkat lainnya di halaman puisi ayah diatas dapat menghibur dan menginspirasi untuk menulis puisi untuk ayah yang tak pernah bertemu atau puisi doa untuk ayah yang sudah meninggal.

Kumpulanpuisi untuk ibu dan ayah sengaja kami bagikan khusus buat anda semua yang lagi mencari beberapa Kumpulan puisi untuk ibu dan ayah yang mana dalam memberikan puisi kepada kedua orang tua sama halnya kita berdoa untuk ibu dan ayah kita, karena itu kumpulan puisi ibu dan ayah banyak di cari. Nah untuk semua terbaru mengenai kumpulan puisi

Sunday, December 21, 2014 Puisi untuk ayah yang telah tiada. Kehilangan ayah pastilah membuat perasaan sedih karena telah kehilangan sesosok orang yang dikagumi dihormati dan disayangi. dia seorang pemimpin dalam keluarga namun ketika di atelah pergi, perasaan sedih mengharukan bercampur sedih yang menyentuh hati berbauar menjadi satu karena dalam keluarga seolah kehilangan arah sebab ayah telah tiada. Sebagaimana diketahuai pengertian dari kata Ayah artinya orang tua laki laki seorang anak. Tergantung hubungannya dengan sang anak, dan disaat ayah telah tiada anaknya akan menjadi piatu, serta kehilangan kasih sayang dari seorang ayah, maka beruntunglah kita yang masing menpatkan kasih sayang dari Ayah, di bandingkan saudara saudara kita yang telah kehilangan ayah Dalam kehidupan sehari-hari peranan ayah dapat sebagai ayah kandung atau ayah secara biologis, atau ayah angkat. dan panggilan kepada ayah juga biasanya diberikan kepada seseorang yangg secara de facto bertanggung jawab memelihara seorang anak meskipun antar keduanya tak ada hubungan resmi atau hubungan keluarga. Berkaitan dengan kata tentang Ayah puisi kali ini bertema puisi ayah yang telah tiada, dengan judul puisi sepeninggalanmu ayah, atau puisi ayah yang telah pergi karena dia sudah disayang Tuhan. Bagaimana puisinya untuk selengkapnya silahkan disimak saja puisi bertema ayah yang telah tiada berikut Sepeninggalmu Ayah Oleh kinarya asihRuang ini tak lagi riuh Sunyi senyap termangu sendu Tak jua ada gelak tawa meluah Hanya suara jangkrik mengerik beradu Ku tatap album f0to sepeninggal ayah Mecungkil jejak tertinggal citanya Meraup asa gapai senyum susah payah Menadah rasa perih demi pelita hatinya Ayah , tak lagi ku dapat memelukmu Kasihmu begitu tulus mengucur deras peluh Rindu mencium jemari tanganmu Ingin ridhomu tercurah bahagia meluluh Kinarya Asih Tangerang, 211214 PUISI AYAH DAN IBU YANG KUCINTASelain dari Yang Maha Utama Kurindukan Kekasih Allah Ayah yang telah tiada di sisi Ibu, perela jasa tiada terbilang Mereka yang kusebut cinta Bersemayam di dalam jiwa Kadang lemah namun kokoh Kadang lembut dan indahPUISI TANGISAN RINDU UNTUK AYAH KaryaAnisa jayansyahAku rindu ramadan tahun lalu Saat kau ada disisiku Menjadi imam keluarga Mengajarkan aku lebih tentang agama Demi tangisan rindu Untukmu ayah aku merindu Biarlah Allah yang memahami Doa-doa yang terpanjat setiap hari Ayah tersenyumlah disana Doaku tak pernah putus Jadilah hamba-hamba penghuni surga Sayang dariku untukmu tak pernah terhapus Tanpa ayah hidup terasa hampa Namun aku lebih percaya Allah telah menetapkanmu indah di Surga Dan sebab itu kini,kau telah tiada. Demikianlah puisi ayah yang telah tiada. Simak/baca juga puisi puisi tentang ayah yang lain di blog ini. Semoga puisi kepergian ayah atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label puisi ayah dan ibu. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
\n puisi untuk ayah yang telah tiada
V1ATN3M.
  • 2jurprv6ur.pages.dev/226
  • 2jurprv6ur.pages.dev/509
  • 2jurprv6ur.pages.dev/550
  • 2jurprv6ur.pages.dev/15
  • 2jurprv6ur.pages.dev/281
  • 2jurprv6ur.pages.dev/309
  • 2jurprv6ur.pages.dev/98
  • 2jurprv6ur.pages.dev/258
  • puisi untuk ayah yang telah tiada